TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar gladi kotor pelantikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Sekretaris Jenderal MPR, Ma’ruf Cahyono, mengatakan gladi kotor ini merupakan simulasi tahap pertama agar pelaksanaan pelantikan Ahad, 20 Oktober 2019 lancar. Sabtu 19 Oktober, MPR akan melakukan gladi bersih untuk finalisasi.
“Karena ini adalah perhelatan pergantian kepemimpinan nasional lima tahun sekali. MPR memang memiliki wewenang untuk melakukan itu. Saya kira sukses tidak hanya dilakukan secara konstitusional tapi juga secara tata upacara,” kata Ma’ruf di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 17 Oktober 2019.
Selain gladi kotor prosesi susunan acara pelantikan, Pasukan Pengamanan Presiden dan TNI juga menggelar simulasi pengamanan jika terjadi sesuatu kepada presiden dan wakil presiden saat pelantikan.
Pantauan Tempo setidaknya ada dua situasi. Pertama nampak peraga presiden tak sadarkan diri. Melihat situasi ini paspampres dan TNI akan membawa tandu dan brankar atau kasur roda rumah sakit.
Beberapa prajurit TNI berjaga mengelilingi presiden sambil membawa senjata laras panjang. Presiden yang dibaringkan di ranjang beroda, dibawa keluar ruangan melalui pintu sebelah timur.
Situasi kedua, terdengar suara tembakan di ruang sidang paripurna. Paspampres dan TNI segera mengerumuni presiden dan membentangkan dua lapis jubah anti peluru. Sambil tetap membentangkan jubah, mereka membopong peraga presiden keluar ruangan. Sama dengan sebelumnya, TNI bertugas mengelilingi presiden dan berjaga dengan senjata laras panjang.